Kondisi Geografis di Pontianak
Kondisi Geografis Kota Pontianak
Kota Pontianak
merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Barat, dimana luas keseluruhan wilayahnya
mencapai 107,82 Km2. Secara administrasi Kota Pontianak dibagi
menjadi 6 (enam) Kecamatan dan 29 (dua puluh sembilan) Kelurahan, dimana
Kecamatan di Kota Pontianak yang mempunyai wilayah terluas adalah Kecamatan
Pontianak Utara (34,52 persen), diikuti oleh Kecamatan
Pontianak Barat (15,25 persen), Kecamatan Pontianak Kota (14,39 persen),
Kecamatan Pontianak Tenggara (13,75 persen), Kecamatan Pontianak Selatan (13,49
persen) dan Kecamatan Pontianak Timur (8,14 persen). Kota Pontianak terletak di
delta Sungai Kapuas
yang Jenis tanahnya sebagian
besar berupa gambut bekas endapan lumpur sungai Kapuas atau tanah lunak. Tanah
lunak adalah tanah yang tidak memiliki daya dukung yang cukup untuk menahan
beban yang diberikan di atasnya, sehingga sering terjadi masalah atau kesulitan
dalam pembangunan infrastruktur pada tanah lunak.Kota ini juga dikenal
dengan nama Kuntien oleh etnis Tionghoa di Pontianak dan identik sebagai Kota
Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini
tepatnya Siantan, terdapat sebuah Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada titik
yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu, Kota Pontianak juga
dilalui Sungai Kapuas, yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia serta
Sungai Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota disimbolkan
di dalam logo Kota Pontianak. (Bappeda Kota Pontianak, 2021).
Kota Pontianak secara geografis berada pada
00 02’ 24” Lintang Utara sampai dengan 00 05’
37” Lintang Selatan dan 1090 16’ 25” Bujur Timur sampai dengan
1090 23’ 01” Bujur Timur. Berdasarkan garis lintang, maka Kota
Pontianak dilalui garis khatulistiwa. Karena terletak di Lintasan Garis
Khatulistiwa, maka Kota Pontianak dijuluki sebagai Kota Khatulistiwa atau Kota
Equator.
Secara geografis , wilayah Kota Pontianak
berdekatan dengan beberapa pusat pertumbuhan Regional yaitu Batam, Pekanbaru,
Natuna, Jakarta, Balikpapan, Pangkalan Bun. Kota Pontianak letaknya juga tidak
jauh dari Negara Asean yang cukup berkembang seperti Malysia, Brunei Darussalam
dan Singapura. Bahkan Kota Pontianak berbatasan langsung dengan Negara Bagian
Sarawak Malaysia, sehingga menjadi beranda terdepan Negara Indonesia dalam
berinteraksi langasung dengan tetangga Malaysia.
Gambar 2 Sungai Kapuas
Sumber : http://www.bwskal1.or.id/index.php/2021/02/25/uniknya-das-kapuas/
Adapun batas wilayah
admininstrasi Kota Pontianak meliputi kawasan dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Bagian Selatan : Desa Sungai Raya
Kecamatan Sungai Raya dan Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten
Kubu Raya
Bagian Timur : Desa
Kapur Kecamatan Sungai Raya dan Desa Kuala Ambawang Kecamatan Sungai Ambawang
Kabupaten Kubu Raya
Bagian Barat : Desa Pal IX dan
Desa Sungai Rengas Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya
Bagian Utara : Desa Wajok Hulu Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak dan Desa Mega Timur dan Desa Jawa Tengah Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.
Sedangkan jika dilihat dari batas wilayah masing-masing Kecamatan dengan wilayah Kabupaten adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Pontianak Selatan berbatasan
dengan Kecamatan Sungai Raya dan (Desa Sungai Raya), Kecamatan Sungai
Kakap (Desa Punggur Kecil)
- Kecamatan Pontianak Timur berbatasan
dengan Kecamatan Sungai Raya (Desa Kapur) Kecamatan Sungai Ambawang (Desa
Kuala Ambawang)
- Kecamatan Pontianak Barat berbatasan
dengan Kecamatan Sungai Kakap (Desa Pal IX) & (Desa Sungai Rengas)
- Kecamatan Pontianak Utara berbatasan
dengan Kecamatan Siantan (Desa Wajok Hulu) Kecamatan Sungai Ambawang (Desa
Kuala Ambawang) (Desa Mega Timur) & (Desa Jawa Tengah)
- Kecamatan Pontianak Kota berbatasan
dengan Kecamatan Sungai Kakap (Desa Pall IX) & ( Desa Punggur).
Kota Pontianak terletak di Delta Sungai
Kapuas dengan kontur topografis yang relatif datar dengan ketinggian permukaan
tanah antara berkisar antara 0.1 s/d 1.5 meter diatas permukaan laut. Dengan
ketinggian permukaan wilayah tersebut, maka kota Pontianak sangat dipengaruhi
oleh pasang surut air sungai sehingga mudah tergenang. Ketinggian air dari permukaan tanah pada saat
banjir di wilayah kota rata-rata50 cm. Pada pengamatan pasang surut melalui
alat ukur ( pada koordinat 00 00’5” LU dan 10902’20” BT)
diperoleh titik pasang tertinggi sebesar 2,42 meter, titik pasang terendah
sebesar 0,07 meter dan muka laut rata-rata maksimal 0,89 meter). Kota Pontianak terbelah menjadi tiga daratan
dipisahkan oleh Sungai Kapuan Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak
dengan lebar 400 meter, kedalaman antara 12 sampai dengan 16 meter, sedangkan
cabangnya mempunyai lebar sebesar 250 meter. Sungai ini selain sebagai pembagi
wilayah fisik kota juga berfungsi sebagai pembatas perkembangan wilayah yang
mempunyai karakteristik berbeda. Kurangnya jaringan penghubung yang dapat
mengkoneksikan antar ketiga bagian wikayah Kota Pontianak menyebabkan wilayah
kota seperti terkotak-kotak dengan fungsi dan perkembangan yang berbeda-beda
sehingga infrastruktur pendukungnya seperti jaringan jalan dan jembatan sangat
berperan dalam mengimbangi perkembangan wilayah kota.
Meninjau dari perkembangan jumlah
penduduk dalam kurun waktu 4 (satu) tahun terakhir periode 2008 s/d 2011,
Kecamatan Pontianak Barat adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak yaitu
sebesar 478,981 jiwa, kemudian diikuti oleh Kecamatan Pontianak Utara sebanyak
443,820 jiwa, Kecamatan Pontianak Kota sebesar 432,628 jiwa, lalu Kecamatan
Pontianak Selatan sebesar 329.224 jiwa, dan Kecamatan Pontianak Timur sebesar 307.003 jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Pontianak Tenggara dengan
jumlah sebesar 173.165 jiwa.
Kondisi geologi di Kota Pontianak
termasuk ke dalam kategori wilayah peneplant dan sedimen alluvial yang secara
fisik merupakan jenis tanah liat. Jenis tanah ini berupa gambut bekas endapan
lumpur sungai Kapuas. Dengan kondisi tersebut, tanah yang ada sangat labil dan
mempunyai daya dukung sangat rendah. Kondisi
geologi di Kota Pontianak terdiri dari jenis batuan endapan Alluvium dan
Litoral yang masing-masing memiliki karakteristik sedikit berbeda. Batuan
endapan Alluvium tersusun dari sediment, clastic dan alluvium dan merupakan
hasil dari endapan terrestrial alluvium. Sedangkan batuan endapan litoral
tersusun dari sediment, clastic dan fine dan merupakan hasil dari endapan
litoral dan estuary. Dari tabel dapat dilihat bahwa sebagaian besar wilayah
kota tersusun dari formasi jenis batuan alluvial, hanya bagian Pontianak Utara
yang sebagian wilayahnya tersusun dari formasi tanah litoral.
Jenis-jenis tanah disepanjang sungai-sungai merupakan
pengendapan yang menghasilkan daerah tropaquent dibarengi
dengan tropofluevent dan dalam kondisi tersaturasi
permanen fluvaquent. Tropofluevent danfluvaquent berasal
dari endapan akresi baru dari berbagai komposisi dan bentuk termasuk materi
organik. Sabuk tropaquent melebar ke arah selatan mencapai
pusat Kota Pontianak dan sungai Kapuas di dekatnya. Jenis tanah di Kota Pontianak terdiri dari
jenis tanah Organosol, Gley, Humus dan Aluvial dengan karateristik
masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya. Pada wilayah tanah yang
bergambut ketebalan gambut dapat mencapai 1 – 6 meter, sehingga menyebabkan
daya dukung tanah yang kurang baik apabila diperuntukkan untuk mendirikan bangunan besar
ataupun untuk menjadikannya sebagai lahan pertanian.
Sumber : www.pontianakkota.bps.go.id
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk Kota Pontianak menyebar di enam kecamatan dengan tingkat kepadatan yang tidak merata. Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Pontianak Timur dengan luas geografis hanya 7,14 persen namun dihuni oleh 14,85 persen penduduk. Kecamatan terjarang adalah Kecamatan Pontianak Tenggara yang luas geografisnya 13,19 persen dan dihuni oleh 8,09 persen penduduk. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Pontianak tahun 2010 sebesar 5.146 jiwa perkilometer persegi. Kecamatan Pontianak Timur sebagai kecamatan terpadat, kepadatan penduduknya sebesar 9.382 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan penduduk di Kecamtan Pontianak Tenggara sebagai kecamatan terjarang penduduknya sebesar 3.154 orang per kilometer persegi.
Sumber Referensi:
Bappeda, 2020, Kondisi Geografis Kota Pontianak, https://www.pontianakkota.go.id/tentang/geografis (diakses 26 September, 2021).
BPS, 2021, Kota Pontianak dalam Angka, https://pontianakkota.bps.go.id/subject/153/geografi.html#subjekViewTab3,
(diakses 26 Desember 2021).
Naim, Dkk., 2016, Pemetaan Zonasi Geoteknik di Kota Pontianak Berdasarkan
Data Konsistensi dan Sifat-Sifat Tanah dengan Sistem Informasi Geografis, Jurnal,
Pontianak, Fakultas teknik
Sipil Universitas Tanjung Pura.
Komentar
Posting Komentar